Laman


jenis-jenis Bimbingan dan Konseling

Melihat sejarah tahap perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa tiap periode tersebut menunjukkan munculnya jenis bimbingan dan konseling yang berbeda, hal ini didorong oleh permasalahan dan kebutuhan yang berkembang saat ini. Demikian pula jenis-jenis bimbingan dan konseling yang ada di sekolah/institusi pendidikan saat ini tidak terlepas dari beragamnya masalah yang dihadapi oleh peserta didik/klien, sehingga mereka akan memperoleh jenis bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan masalahnya.
Pada kenyataannya bahwa dalam ruang lingkup sekolah, peserta didik tidak hanya belajar dalam artian penumpukan  pengetahuan dari kegiatan instruksional. Dalam proses belajar peserta didik juga dihadapi situasi yang bersangkutan dengan masalah pribadinya (personal) dan pergaulan/interaksi dalam masyarakat nantinya (sosial).
Di samping itu, perencanaan masa depan pun harus mulai dipersiapkan oleh para peserta didik. Tiga bidang permasalahan tersebut yang kemudian menjadi  fokus perhatian pelayanan Bimbingan dan Konseling, yang secara langsung merupakan menjadi jenis Bimbingan dan Konseling itu sendiri, yaitu sebagai berikut :
1.     Bimbingan Akademik
          Ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul   berkaitan   dengan   tuntutan-tuntutan   belajar   di suatu   institusi pendidikan. [1]
           Suatu program bimbingan di bidang belajar akademik meliputi usaha di antaranya :
a.      Memberikan orientasi kepada peserta didik  baru tentang tujuan institusional isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat  dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah bersangkutan.
b.      Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikut) pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual ataupun secara kelompok.
c.      Bantuan dalam hal ini memilih program studi yang sesuai memilih kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini mencakup pula penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia misalnya di jenjang pendidikan tinggi, serta informasi tentang beberapa Perguruan Tinggi yang bisa dimasuki tanpa melalui tes, tetapi melalui jalur bakat dan prestasi.
d.     Pengumpulan data mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, minat cita-cita, dan prestasi belajar peserta didik  setiap semester untuk masing-masing bidang studi.
e.      Bantuan dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, seperti kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang baik dan sebagainya.
f.       Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengajar kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan efektif dan efisien.[2]

Persiapan dalam memilih sekolah lanjutan, bimbingan akademik ini berhubungan erat dengan bimbingan karier. Kesalahan dalam menentukan atau memilih studi slanjutan akan menyebabkan kemungkinan tertutupnya lapangan pekerjaan di masa yang kan datang karenanya pembagian jenis bimbingan dan konseling tidak bersifat mutlak. Dalam pelaksanaannya ketiga jenis bimbingan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Contohnya : keberhasilan atau kegagalan dalam studi akademik berpengaruh besar terhadap pandangan tentang diri sendiri, apakah itu akan positif atau negatif. Dengan demikian bimbingan akademik berperan dalam perkembangan kepribadian.
2.     Bimbingan Karier
Ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang karier ini dapat dirinci menjadi  pokok-pokok berikut :
a.    Pematangan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
b.    Pematangan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang dikembangkan
c.    Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
d.   Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak di kembangkan. [3]

Peranan  sekolah dalam bimbingan karier ini menjadi semakin penting mengingat sekarang ini di dunia kerja semakin ketat. Upaya sekolah dalam bimbingan karier dapat berupa penyediaan berbagai studi sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan maupun berupa penyajian kegiatan-kegiatan bimbingan yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.
3.       Bimbingan Pribadi Sosial
Adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan  mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri, penyaluran seksual dan sebagainya serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungannya.[4]
Bimbingan pribadi sosial ini sangat dibutuhkan terutama oleh peserta didik  Pada sekolah menengah. Usia pada sekolah menengah adalah usia di mana peserta didik  sedang dalam masa pubertas yang ditandai oleh adanya perubahan-perubahan pesat dalam aspek biologis dan psikologis. Terjadinya perubahan tersebut menimbulkan kebingungan di kalangan mereka sehingga mereka akan mengalam, gejolak emosi dan konflik-konflik, baik dalam diri maupun konflik antar diri dengan orang baik, terbelenggu perasaan galau. sedih dan frustrasi serta kekhawatiran yang sangat tidak akan lulus. Sedang masalah sosial yang kerap dihadapi oleh peserta didik  dalam Lingkup sekolah adalah hubungan dengan teman-teman maupun anggota kelompok. Karenanya bimbingan pribadi – sosial ini hendaknya mendapat porsi yang lebih untuk peserta didik  di sekolah menengah.
Bimbingan pribadi – sosial yang diberikan di tingkat pendidikan menengah sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok sebagian lagi melalu, bimbingan  individual serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a.      Informasi tentang fase/tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh peserta didik  remaja, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang cara-cara bergaul yang baik. Termasuk di sini apa yang disebut education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi juga corak pergaulan antara jenis kelamin
b.      Pemantapan pemahaman diri yang mencakup tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk peranannya di masa depan, s erta pemantapan entang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya.
c.      Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, sehingga peserta didik  dapat menghadapinya dan beradaptasi dengan baik.
d.     Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan peserta didik . Diskusi ini akan membuat peserta didik  menyadari bahwa teman-temannya mengalami kesulitan yang sama (dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fase pubertas) untuk kemudian di diskusikan pemecahannya.
e.      Pengumpulan daya yang relevan untuk mengenal kepribadian peserta didik . Misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.[5]



[1] WS. Winkel, Op Cit., hlm. 125
[2] Ibid., hlm. 126
[3]Dewa Ketut Sukardi, Op Cit, hlm. 41.

[4]WS. Winkel, 1991, Op Cit., hlm. 127
[5]Ibid., hlm. 128