Pengertian Orang Tua.
Orang tua Merupakan pimpinan dalam suatu rumah tangga
atau keluarga dan sangat menentukan terhadap baik buruknya kehidupan itu dimasa
datang. Di dalam buku kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa orang tua adalah
“Ayah Ibu kandung (orang-orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,
ahli dan sebagainya). Orang yang di hormati, di segani di kampung”.[1]
Orang tua yang penulis maksudkan dalam skripsi ini
adalah ayah dan ibu kandung. Ayah merupakan pemimpin dalam keluarganya yang
senantiasa selalu berusaha untuk mencarikan nafkah guna memenuhi segala
kebutuhan keluarga, Kemudian si Ibu adalah merupakan pendamping si Ayah yang
bertugas memelihara suasana rumah tangga ,yang mengatur kehidupan dalam rumah
tangga terutama anak-anak. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
jasmani seperti kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rumah, kesehatan dan
sebagainya. sedangkan kebutuhan rohani seperti kasih sayang , rasa sayang, rasa
bebas, rasa harga diri dan sebagainya.
Setiap anak adalah anugrah dan amanah Allah yang
diberikan kepada orang tua oleh karenanya kedua orang tua mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya. baik itu di dunia maupun
di akherat.
Tanggung jawab yang perlu didasarkan dan di bina kedua
orang tua terhadap anak dengan membina terus menerus, memelihara dan
membesarkannya, melindungi dan menjamin kesehatannya, mendidiknya dengan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan, membahagiakan anak didunia dan diakherat dengan
memberikan pendidikan agama, bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang
tua, maka generasi mendatang mempunyai kekuatan mental menghadapui perubahan
dalam masyarakat, hal ini sesuai dengan pendapatnya imam Al-Ghazali :
Dan anak itu sifatnya menerima semua yang dilukiskan dan condong
kepada semua yang tertuju kepadanya. Jika anak itu dibiasakan dan diajari
berbuat baik maka akibat akan tumbuh atas kebaikan itu dan akan bahagia di
dunia dan akherat. Dan kedua orang tua serta semua guru-gurunya dan pendidikan
akan dapat kebahagiaan pula, tetapi jika dibiasakan jahat dan dibiarkan begitu
saja, maka anak itu akan celaka dan binas.[2]
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kedua
orang tua sangat berperan dalam memimpin keluarganya, terutama anak-anak. Orang
tua sangat menentukan sekali kearah mana anak itu akan dibentuk, apabila anak
itu akan di bentuk kearah baik atau buruk. Sebab anak yang lahir dalam keluarga
yang selalu membiasakan perbuatan-perbuatan yang tercela biasanya menghasilkan
pribadi anak yang tercela dan semua itu
sangat tergantung dari peranan orang tua yang memimpin keluarganya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surat
An Nisa’ ayat 9 yang berbunyi :
وَالْيَخْشَ الَّذِيْنَ تَرَكُوْامِن
ْخَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعفًا خَافُوْاعَلَيْهِمْ
فَلْيَتَّقُوْااللهَ وَلْيَقُوْ لُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا (النساء:
)
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatirkan kepada kesejahteraan mereka, oleh sebab itu hendaklah
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”.(Q.S.An Nisa:9).
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa, setiap orang
tua bertanggung jawab untuk membina keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan
sebaik-baiknya,setiap orang tua harus waspada supaya jangan sampai meninggalkan
generasi yang lemah. Apabila anak itu sebagai anugrah dan amanah maka orang tua
berkewajiban untuk hidupnya, memeliharanya dengan baik maka orang tua mendapatkan
amal dan pahala, tapi selaiknya apabila orant tua salah dalam mendidik amanah
itu maka akan mendapatkan dosa , karena orang tua adalah pemimpin dalam rumah
tangga dan setiap kepemimpinannyaakan dimintai pertanggung jawabannya.
Jika anak masuk sekolah peranan orang tua masih tetap
dibutuhkan dengan memberikan bimbingan kepada anak, pengawasan di luar sekolah,
maupun dalam bentuk kerjasama dengan sekolah, seperti dikemukakan bahwa:
Orang tua yang bijaksana senantiasa mengikuti
perkembangan anaknya di sekolah, serta berusaha mengetahui kemampuan
pendidikannya yang dimiliki anaknya. Bahwa orang tua yang tingkat pendidikannya
rendah akan terlalu sibuk dengan perkerjaannya, mungkin pekerjaan itu
dirasakannya begitu berat tetapi menyadari akan tanggung jawab, maka akan
berusaha dengan berbagai cara untuk belajar dirumah.[3]
Dalam
hal ini terlihat bahwa sangat penting sekali bagi orang tua dalam mendidik
anak-anaknya sebab dengan memberikan perhatian, pengawasan dan bimbingan dari
orang tua akan menimbulkan kesadaran anak dalam melaksanakan aktivitas belajar
baik itu di rumah maupun di sekolah.
Dengan
demikian jelaslah bahwa setiap manusia itu dijadikan Allah sebagai khalifah
atau pemimpin dan harus bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Begitu
juga bagi orang tua harus bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarganya,
baik di dunia maupun di akherat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 :
يَاَّيُهاَ
الَّذِيْنَ
اَمَنُوْاقُوْاَنْفُسَكُمْ
وَاَهْلِيكُمْ نَا رًا (التحريم :
۶
)
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”(Q.S.At Tshrim:6).[4]
Dari ayat di atas maka di simpulkan bahwa, selain memelihara
dirinya sendiri, para orang tua mempunyai kewajiban untuk membina, memelihara
atas keselamatan dan kesejahteraan keluarganya terutama keselamatan
anak-anaknya.,agar terhindar dari api neraka.
[2] H.Abu
Ahmadi,Ilmu Pendidikan, Reinika cipta , 1991, Hlm.179
[3]
Kartini Kartono, Peranan Orang Tua Memandu Anak , Rajawali Perss, Jakarta ,
1985.Hlm.90.
[4]
Muhammad Yunus, Al Qur’an dan terjemahan , PT. Al Ma’arif. Bandung . 1996. Hlm. 2.