Laman

Bimbingan dan Konseling


Pengertian Bimbingan dan Konseling

Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda mengenai bimbingan tergantung dan jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut. Untuk itulah agar dapat secara luas dan komprehensif mengetahui definisi bimbingan, penulis kemukakan beberapa definisi dari para ahli sebagai berikut : 
Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage) dan (4) menyetir (to steer)[1]
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."[2]
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri”.[3]
Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakat."[4]
Dari definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian tetap terdapat unsur dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai berikut :
a.       Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan: serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b.      Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan  dalam hal ini menunjukkan bahwa pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi hanya berperan sebagai fasilitator di mana yang aktif dalam  mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c.       Individu yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun  wanita dalam perseorangan maupun kelompok dan individu dalam hal ini yaitu individu yang sedang berkembang . Tetapi bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah  individu yang komprehensif.
d.      Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan si sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam kondisi yang dinamik.[5]

Adapun pengertian konseling berasal dari. bahasa Inggris "to counsel" yang secara etimologis "to give advice" artinya memberi saran dan nasihat.[6]
Dalam bukunya, Winkel memaparkan pengertian konseling (counseling)  dikaitkan dengan kata "counsel yang diartikan nasihat (to obtain counsel) : anjuran (to give counsel) dan pembicaraan {to take counsel)[7] dengan demikian dari pengertian counselling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling diartikan sebagai pemberian saran dan nasihat, pemberian anjuran dalam pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Kemudian istilah konseling mengalami perkembangan yang di kemukakan dengan berbeda-beda tapi 'intinya sama dan saling melengkapi, untuk lebih jelasnya, penulis menampilkan beberapa pengertian dari berbagai ahli sebagai berikut :
Burks dan Steffle mengartikan konseling adalah :  
Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya orang per orang, meskipun Sering kali melibatkan lebih dari dua orang, meskipun sering kali melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut dirancang untuk membantu para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang  ditentukan  sendiri  melalui  pilihan-pilihan  yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau antar pribadi"[8]

   Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa adanya hubungan yang harmonis antara konselor dan klien yang nantinya tercipta proses yang dirancang atau direncanakan untuk membantu klien membuat pilihan-pilihan dalam mengarahkan masalahnya.
   ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa : "Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.[9]
   Sementara Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa "konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan wawancara yang dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.[10]
    Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain :
1.       Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya Keterampilan khusus dalam bidang konseling
2.       Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face
3.       Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya, menemukan jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran bagi pemberian bimbingan, Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. dengan pandangan ini bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian konseling, dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.


 Baca Juga

1.      Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
2.      jenis-jenisBimbingan dan Konseling
3.      Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
4.      Fungsi Bimbingan dan Konseling




[1]Syamsu Yusuf LN, A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Rosda Karya, Cet. I, Bandung, 2005, hlm. 5.

[2]Hallen. A, Bimbingan dan Konseling, Ciputat Press, Cet. I, Jakarta, 2002, hlm. 4.
[3]Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 20.

[4]Hellen A, Loc Cit.
[5]Syamsu Yusuf LN, A Juntika Nurihsan, Op Cit., hlm. 7

[6]Hellen A, Op Cit, hlm. 9

[7]W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Gramedia, Jakarta, 1991, hlm. 62.
[8]Abu Bakar Braja, Psikologi dan Teknik Konseling, Studia Press, cet I, Jakarta, 2004, hlm. 10

[9]Syamsu Yusuf, LN, Dr. A. Juntika Nurihsan, Op Cit., hlm. 8

[10]Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hlm. 67